Monday, February 11, 2013

Bedah Buku The Fabulous Udin.




Bismillah ...

Assalamualaikum, LOLs. Gimana kabar kalian hari ini? Mudah-mudahan selalu bersyukur apapun keadaannya, ya. Ehm.

Setelah--alhamdulillah--lumayan sukses dengan project iseng gue di buku pertama (buku Wow Konyol), sekarang gue kembali mencoba mengulang kisah manis dengan mengeluarkan buku ke-2. Kali ini bukan project iseng lagi. Gue menggarapnya dengan sangat serius, pakai hati dan sangat hati-hati. Buku ini berkonsep novel kisah yang dikasih tajuk The Fabulous Udin. Kisah kolosal dari seorang pemuda tanggung yang berjuang memudahkan hidup orang lain, dan bukan hidupnya sendiri. 

Bukan, si Udin bukan bocah tajir. Dia memudahkan semua dengan akal dan imajinasi, bukan dengan harta kekayaan.

Kenapa harus Udin? Kenapa bukan Gabriel, Galileo, Galapagos, Genderuwo atau Gigolo gitu biar megah? Udin itu nama yang terlalu mainstream dan cenderung norak. Kenapa harus Udin?

Oke. Jawabannya simple aja. Karena semua pembaca buku gue sudah sangat akrab dengan nama tokoh yang satu ini. Di timeline, di buku Wow Konyol dan di setiap kotak tawa yang menggema, Udin lah salah satu tokoh ter-sentral yang banyak mempengaruhi situasi.  Ulahnya, kekonyolannya, kebodohannya, ke-nyentrik-annya, hingga kelancangannya tak urung selalu menciptakan suasana meriah yang kadang tidak terkendali. Umm, kadang-kadang mesum juga soalnya. Udin memang sebuah nama yang jauh dari kata keren. Tapi di sinilah pepatah 'apalah arti sebuah nama' mulai bisa dijunjung tinggi.

Kenapa? Karena karakter baru yang gue bangun melalui nama ini bukanlah karakter biasa. Tidak sempurna memang, tapi juga tidak biasa. Segala sesuatu yang dikisahkan melalui The Fabulous Udin akan membuat nama yang biasa ini menjadi tidak biasa tentu saja.

Memangnya si Udin ini sehebat apa, sih? Segenius apa dia? Ulah apa saja yang dia perbuat sampai membuat semua orang jatuh cinta? Umm, dia ganteng, nggak?

Oke, langsung aja gue paparkan sinopsisnya, ya. Ringkasan cerita bikinan gue yang juga direkomendasikan sama penerbitnya, @bentangpustaka.

Colekidot:

Sinopsis The Fabulous Udin.

Pernahkah kamu merasa aman saat berada dekat sahabat? Pernahkah kamu merasa semua kesulitan tak ada artinya saat ia ada dan dekat? Dan pernahkah ketakutanmu tiba-tiba saja lenyap saat ia tersenyum dan mendekapmu erat-erat?

Udin, seorang bocah social genius yang belum mengenal dirinya sendiri ini mampu menumbuhkan semua perasaan itu. Rasa kagum saat ia berhasil memecahkan masalah semua insani. Rasa takjub saat kecerdasannya berhasil mengendalikan situasi. Rasa sukacita saat ia menaklukkan kebekuan hati. Rasa berbunga saat ia mengalunkan nada puisi. Hingga rasa cinta dan tergila-gila saat ia memenangkan sayembara untuk pertama kali. Iya. Sayembara.

Udin bukanlah bocah genius dalam bidang akademis, melainkan sosialis. Pemuda tanggung yang bahkan belum berani bermimpi ini memiliki pemikiran dan pemahaman sosial yang tidak biasa untuk bocah seusianya. Pemikiran dan pemahaman yang tidak biasa, bukan luar biasa. Dingin. Tak bisa ditebak. Berbisa.

Bagaimana tingkah anehnya mampu menampilkan banyak pertunjukan hebat? Bagaimana ulah nyelenehnya sanggup menaklukkan hati yang sekarat? Dan bagaimana titik terlemahnya dilumpuhkan oleh seorang gadis mungil yang selalu membuatnya merasa kecil?

Udin, pemuda tanggung yang sudah ditinggal oleh bapaknya sejak kecil ini tidak akan membuatmu beranjak sebelum menghabiskan lembar terakhir dari kisah-kisahnya yang menggetarkan hati.

Udin. Semua seakan mudah saat ia ada.
                                     

                                                                ****

Kira-kira begitu sinopsinya, LOLs. Mudah-mudahan cukup membangkitkan rasa penasaran kalian buat nyimak kisah selengkapnya, ya. Mehehe ...

Nah, si Udin, si Inong, si Jeki sama si Ucup ini adalah 4 sahabat kental yang menjadi tokoh sentral di The Fabulous Udin. Sekarang mereka sudah mulai beranjak gedek dan mulai mengenal apa itu yang dinamakan jatuh cinta. Yap yap. Jatuh cinta. 

Cinta memang tidak pernah mengenal batas untuk dibahas. Bahkan, di dunia ini hanya ada dua hal yang paling tidak berujung. Dia adalah cinta dan alam semesta. Dan, gue nggak begitu yakin dengan alam semesta. 

Termasuk trik dan intrik cinta-segitiga-monyet dalam novel ini. Kehadiran seorang gadis mungil nan cantik namun angkuh, dingin dan gengsian mampu membalikkan keadaan hingga dalam taraf yang tidak terduga. Keadaan yang lebih baik, atau sebaliknya? Lalu, siapa dia? Apakah Udin jatuh cinta padanya? Lalu, mampukah dia menaklukkan hati sang gadis? Entahlah. Bagi Udin, urusan cinta seribu kali lebih rumit daripada urusan perut. Menyelamatkan nyawa orang lebih mudah dilakukan ketimbang menyatakan cinta. Dan, mengatasi masalah segenting apapun lebih mudah dikendalikan ketimbang mengendalikan perasaannya sendiri. 

Tapi pada akhirnya, cinta sejati, sejatinya tidak mengenal dusta. Saat dia tidak memberimu apa-apa, kamu merasa telah menerima segalanya. Saat dia tidak melakukan apa-apa, hatimu menjerit dan menangis histeris untuknya.

Seperti yang dialami sang gadis. Dalam keheningan dan dinginnya angin pesisir, seluruh prinsip gila dan pandangan ekstrim yang membangun kepribadiannya, seketika runtuh hanya gara-gara sebaris kata yang terucap dari bibir Udin. Bahkan si Udin sendiri tidak pernah sadar ulahnya kerap membuat sang gadis semakin menderita ... Karena cinta.

Nah lo, si Udin ngomong apa, tuh, sampai-sampai bikin anak orang kelojotan? Rahasia. Mehehe ...

Yang pasti, kehadiran sang gadis dalam kehidupan keempat sahabat itu bakal jadi pemanis legit yang menghidupkan cerita. 

Dengan ketinggian mencapai 400 halaman, tentunya masih masih masih banyak adegan, plus kejutan yang bisa kamu temukan. Bagaimana si Udin menyelamatkan nyawa seseorang, yang bahkan Sherif senior pun dibuat angkat tangan. Bagaimana dia membuat seorang bocah kecil turun dari pohon tanpa harus memanggil petugas pemadam kebakaran lagi. Bagaimana dia mengusir seorang guru super-killer yang kerap menebar terror mencekam di sekolahnya (nah, siapa tahu idenya bisa dipake buat ngusir guru killer di sekolahmu juga. Ahaha!). Termasuk, bagaimana dia--lagi-lagi--diperdayai oleh cinta yang membuatnya murka bukan kepalang.

Belum lagi karakter si Jeki, Inong dan Ucup yang nggak kalah bedebahnya. Kedewasaan dan semua tingkah mereka bisa dipastikan bakal bikin kamu terenyuh, sekaligus nyengir-nyengir nggak jelas dalam waktu yang bersamaan.

Yang mengerjakan novel ini bukan gue, tapi hati gue. Setiap bab-nya sudah benar-benar diukir sedemikian rupa supaya nggak membosankan dibaca. Apalagi buat yang suka Cermis gue, kalian boleh membuktikan daya khayal dan imajainasi gue dari sisi yang jelas berbeda, tapi tetap total. Mehehe... *nyengir mulu dari tadi*

Cukup sekian, ya, bedah buku Udin-nya. Menurut penerbitnya, The Fabulous Udin udah bisa diburu di toko-toko buku mulai tanggal 20 februari 2013. Harganya 59k. 

Buat order online, bisa langsung kesini.

Sekali lagi, tidak ada yang lebih baik dari jajan buku. Kalau kamu takut menghabiskan uang jajanmu untuk membeli buku, berarti kamu takut membaca.

Buku adalah jendela dunia. Jika kamu enggan membaca, berarti kamu menutup dunia.

Thankiss, ya, udah mampir ke warung kopi gue yang busuk ini. Buat yang mau komentar, silakan di box comment. Kalau mau komentar di twitter, boleh. Jangan lupa hesteknya: #TheFabulousUdin.

Wassalamualaikum. *kecup melengkung*